Halmahera Tengah, Maluku Utara, Liputan24 – Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Halmahera Tengah selama empat hari berturut-turut dari tanggal 18 hingga 21 Juli 2024 mengakibatkan luapan sungai yang merendam pemukiman warga. Berdasarkan pantauan media Liputan24, banjir setinggi satu meter melanda beberapa desa, yaitu Desa Lelilef, Waibulan, dan Trans Kobe.
Banjir tersebut mengakibatkan kerusakan pada rumah-rumah warga serta infrastruktur desa. Masyarakat kini dihadapkan pada kondisi yang sulit, dengan beberapa rumah terendam air dan akses jalan yang terputus.
Salah satu warga Desa Lelilef, Saleh (28), mengungkapkan keprihatinannya. “Kami sangat membutuhkan bantuan, baik dari segi logistik maupun evakuasi. Banyak rumah yang terendam dan kami kesulitan mendapatkan air bersih,” ujarnya.
Warga berharap agar pemerintah daerah segera turun tangan memberikan bantuan dan melakukan langkah-langkah penanggulangan banjir. “Kami berharap pemerintah bisa cepat tanggap, mengingat situasi yang semakin sulit. Bantuan berupa makanan, air bersih, dan obat-obatan sangat kami perlukan saat ini,” tambah Saleh.
Hingga saat ini, belum ada bantuan dari pemerintah setempat yang disalurkan kepada warga terdampak banjir. Warga juga sangat membutuhkan langkah-langkah evakuasi dan penyediaan tempat penampungan sementara.
Bencana banjir ini menjadi pengingat akan pentingnya sistem drainase yang baik serta kesiapsiagaan dalam menghadapi cuaca ekstrem. Masyarakat berharap agar kejadian serupa dapat dicegah di masa mendatang dengan adanya perbaikan infrastruktur yang memadai.
(Redaktur Liputan24)