Liputan24.com
Jakarta – Pencapaian untuk mendapatkan nilai yang sempurna dalam jenjang pendidikan menggapai S2 memerlukan banyak proses yang dijalankan. Namun demikian asil itu dapat diperoleh dengan kemauan dan kerja keras.
Kemauan inilah dijalankan Sri Bintang Elisabet, S.M,M.M Program Studi Magister Manajemen Program Pasca Sarjana Universitas Kristen Indonesia 2025 mengajukan tesisnya untuk menggapai keinginannya mendapat gelar S2. Dan dinyatakan lulus dengan nilai IP3.80 angkatan 2022 dengan lulusan terbaik ke dua dan tepat waktu.
Tesis yang diangkat dalam uji Yudisium “ Strategi Peningkatan Mahasiswa Baru Berbasis Manajemen Resiko, Studi Kasus Pascasarjanan Universitas Kristen Indonesia”
Para pembimbing dalam pembuatan tesis ini para pakar yang sudah mumpuni dibidangnya yakni, pembimbing I Dr. Indra Gunawan, ST., MEKetua Program Studi Magister Manajemen, Pembimbing II Prof. Bramantyo Djohanputro, MBA., Ph.D. Direkur Program Pascasarjana. Sedangkan Tim penguji Prof. Dr. Lis Sintha, S.E., M.M, Dr. Indra Gunawan, S.T., M.E, dan Prof. Bramantyo Djohanputro, MBA., Ph.D.
Ucapan sukur disampaikan Sri kepada Dr. M.L Denny Tewu, MM selaku Ka.Prodi Magister Manajemen Universitas Kristen Indonesia, Prof. Dr. dr. Bernadetha, M.Pd., PA. Selaku Direktur PPs UKI, Dr. Indra Gunawan, S.T., M.E selaku Dosen Pembimbing 1 (satu), Prof. Ir. Bramantyo Djohanputro, MBA., Ph.D selaku Dosen Pembimbing 2 (dua).
Disebut Sri Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi penerimaan mahasiswa baru berbasis manajemen risiko di Pascasarjana Universitas Kristen Indonesia (UKI). Melalui pendekatan analisis SWOT, penerapan bauran pemasaran 7P, dan Manajemen risiko, penelitian ini mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang memengaruhi jumlah pendaftar, termasuk daya saing universitas, efektivitas promosi, relevansi kurikulum, serta preferensi calon mahasiswa.
Bagi Sri dari hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor utama yang menyebabkan penurunan jumlah mahasiswa baru adalah kurangnya strategi pemasaran yang optimal, persaingan ketat antar universitas, serta belum maksimalnya pemanfaatan teknologi dalam promosi dan pelayanan akademik.
Untuk mengatasi hal ini kata Dia, strategi mitigasi risiko yang diterapkan meliputi optimalisasi pemasaran digital melalui media sosial dan website interaktif, penguatan hubungan dengan alumni dan mitra industri, serta inovasi kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar kerja. Selain itu lanjut Sri, peningkatan pelayanan dalam proses penerimaan mahasiswa, seperti digitalisasi sistem pendaftaran dan pemberian beasiswa berbasis prestasi serta kebutuhan ekonomi, menjadi faktor pendukung yang signifikan, ujar Sri Bintang Elisabet.
Disisi lain Sri Bintang Elisabet melihat dimana implementasi strategi ini menunjukkan adanya peningkatan minat calon mahasiswa serta penguatan citra Pascasarjana UKI di tengah persaingan global yang sangat ketat. Untuk itulah lanjut Sri Bintang Elisabet evaluasi berkelanjutan terhadap efektivitas strategi pemasaran berbasis risiko diperlukan agar universitas tetap adaptif terhadap perubahan dinamika pendidikan tinggi dan preferensi calon mahasiswa.
“Studi ini memberikan kontribusi praktis bagi institusi pendidikan dalam mengelola risiko, meningkatkan daya saing, serta mengembangkan strategi pemasaran yang lebih inovatif dan berbasis data untuk meningkatkan jumlah mahasiswa baru,” ungkapnya.
Pentingnya Manajemen Resiko
Dalam analisisnya Sri Bintang melihat, manajemen risiko menjadi sangat penting untuk mengidentifikasi, menilai, dan mengelola risiko yang memengaruhi jumlah dan kualitas mahasiswa baru. Untuk itu pendekatan ini kata Sri, memungkinkan Pascasarjana UKI untuk lebih adaptif terhadap tantangan eksternal, seperti persaingan dari universitas lain dan perubahan kebutuhan pasar. Selain itu, Manajemen risiko dapat membantu Pascasarjana UKI memanfaatkan peluang, seperti meningkatnya permintaan terhadap program berbasis teknologi dan inovasi kurikulum, ucapnya lagi.
Bagi Sri dalam pandangannya melihat dalam lingkungan pendidikan tinggi yang semakin kompetitif, UKI perlu sekali menghadapi tantangan dari universitas lain yang memiliki keunggulan dalam promosi dan kualitas pendidikan.
“Oleh karena itu, diperlukan strategi pemasaran yang berbasis manajemen risiko untuk mengidentifikasi dan mengelola faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan penerimaan mahasiswa baru,” katanya.
Diperlukan Strategis Pemasaran
Untuk dapat mencapai itu Kata Sri Bintang, diperlukan Strategi pemasaran, rencana terstruktur yang dirancang oleh organisasi untuk mencapai tujuan pemasaran secara efektif dan efisien. Strategi ini Sri melihat mencakup berbagai tindakan dan pendekatan yang digunakan untuk mengidentifikasi, menjangkau, dan mempengaruhi target pasar. Dalam konteks pendidikan tinggi, strategi pemasaran bertujuan untuk menarik calon mahasiswa, membangun citra positif lembaga, serta mempertahankan loyalitas mahasiswa dan alumni, urainya.
“Strategi pemasaran merupakan elemen penting bagi institusi pendidikan untuk bersaing di pasar yang kompetitif. Dengan memanfaatkan bauran pemasaran 7P, lembaga pendidikan dapat meningkatkan daya tariknya kepada calon mahasiswa, menjaga loyalitas, dan memastikan relevansi program akademik dengan kebutuhan industri,” lanjut Sri.
Kedua kata Sri, bahwa pemasaran yang efektif melalui media digital, layanan berkualitas, serta pengalaman pendidikan yang mendukung kesuksesan mahasiswa menjadi kunci untuk mempertahankan reputasi dan keberlanjutan lembaga,
Ketiga, market penetration adalah strategi yang digunakan oleh perusahaan untuk memperkenalkan produk atau layanan baru ke pasar yang sudah ada dengan tujuan untuk meningkatkan pangsa pasar atau penjualan. Pendekatan ini sering melibatkan peningkatan distribusi, promosi, atau penurunan harga untuk menarik lebih banyak pelanggan dari segmen pasar yang telah ada.
Market penetration bertujuan untuk memperoleh posisi yang lebih kuat di pasar tanpa memperkenalkan produk baru atau memasuki pasar baru, tetapi lebih fokus pada memaksimalkan potensi pasar yang sudah ada.
Keempat, Product Development (Pengembangan Produk) adalah proses menciptakan atau memperkenalkan produk baru atau meningkatkan produk yangsudah ada dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan pelanggan, serta untuk memperluas pangsa pasar perusahaan. Proses ini melibatkan serangkaian langkah, mulai dari penelitian dan pengembangan (R&D), desain produk, pengujian pasar, hingga peluncuran produk ke pasar.
Market Development kata Sri, adalah strategi pertumbuhan yang melibatkan upaya perusahaan untuk memasuki pasar baru dengan produk yang sudah ada, guna meningkatkan pangsa pasar. Dalam hal ini, perusahaan mencari pasar yang belum terjangkau atau segmen pasar yang baru untuk produk-produk yang telah ada, dengan harapan untuk memperoleh pelanggan baru atau memperluas jangkauan produk. Strategi ini bertujuan untuk mencapai pertumbuhan melalui ekspansi geografi, demografis, atau segmen pasar yang berbeda dari yang telah ada.
Untuk itu dijelaskan Sri, Market development adalah strategi yang digunakan oleh perusahaan untuk memperluas jangkauan pasar dengan memperkenalkan produk yang sudah ada ke pasar baru atau segmen pasar yang belum dijangkau. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan pangsa pasar dan mendorong pertumbuhan perusahaan melalui ekspansi geografis, demografis, atau penggunaan saluran distribusi baru.
Dengan mengidentifikasi pasar baru dan pelanggan potensial, perusahaan dapat memaksimalkan potensi produk yang sudah ada dan memperluas basis pelanggan.Secara keseluruhan, market development membantu perusahaan untuk tumbuh dengan memanfaatkan produk yang sudah terbukti di pasar baru, serta meningkatkan pendapatan dan daya saing perusahaan tanpa perlu menciptakan produk baru, paparnya.
Efektivitas Promosi
Dari pandangan Sri Bintang, Pascasarjana Universitas Kristen Indonesia (UKI) menerapkan strategi penerimaan mahasiswa baru berbasis manajemen risiko guna meningkatkan efektivitas promosi serta daya tarik program studi. Strategi ini dirancang secara komprehensif dengan pendekatan sistematis, yang mencakup analisis SWOT, bauran pemasaran 7P, serta penerapan pemasaran digital berbasis data.
Dalam menghadapi tantangan persaingan di dunia pendidikan tinggi, strategi yang diterapkan bertujuan untuk mengoptimalkan visibilitas program studi serta meningkatkan jumlah pendaftar melalui pendekatan pemasaran yang adaptif.
Dengan menyesuaikan strategi promosi terhadap preferensi calon mahasiswa,
“Pascasarjana UKI mampu menjangkau pasar yang lebih luas serta meningkatkan efektivitas kampanye pemasaran. Pendekatan ini juga memastikan bahwa institusi dapat beradaptasi dengan dinamika perubahan tren pendidikan dan kebutuhan pasar tenaga kerja,” terangnya.
Disisi lainya Sri melihat, dalam proses penerimaan mahasiswa baru, terdapat berbagai risiko yang dapat mempengaruhi jumlah pendaftar dan keberhasilan program studi Pascasarjana UKI. Identifikasi risiko ini dilakukan untuk memahami faktor-faktor yang dapat menjadi penghambat dalam meningkatkan jumlah mahasiswa baru.
Adapun beberapa risiko utama yang ditemukan kata Sri, meliputi, kurang optimalnya strategi promosi, yang mengakibatkan keterbatasan informasi kepada calon mahasiswa potensial dan menurunkan tingkat kesadaran mereka terhadap program yang ditawarkan.
“Persaingan ketat antar universitas, yang semakin menuntut inovasi dalam strategi pemasaran serta peningkatan kualitas akademik agar program Pascasarjana UKI tetap kompetitif di tengah banyaknya pilihan institusi lain. Ketidaksesuaian kurikulum dengan kebutuhan industri, yang dapat mempengaruhi daya tarik program studi bagi calon mahasiswa yang mempertimbangkan relevansi pendidikan terhadap prospek karier mereka di masa depan,” bebernya.
Dalam kesimpulannya Sri Bintang menjelaskan, untuk mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi dalam penerimaan mahasiswa baru, Pascasarjana UKI menerapkan strategi mitigasi risiko yang sistematis dan berbasis data. Penerapan strategi mitigasi risiko ini kata Sri tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan jumlah mahasiswa baru secara signifikan, akan tetapi juga untuk memperkuat keberlanjutan serta daya saing Pascasarjana UKI dalam menghadapi persaingan global. Dengan pendekatan yang adaptif dan inovatif, institusi dapat terus mengembangkan strategi pemasaran yang lebih efektif guna memastikan pertumbuhan jumlah pendaftar dan keberlanjutan akademik di masa depan,” ungkapnya.